Zaman Batu Di Indonesia
Zaman Batu adalah zaman ketika manusia menciptakan alat dari batu karena sesuai pada teknologi yang ada pada zaman itu. ada pula pendapat bahwa kayu, tulang, dan bahan lain juga digunakan, Namun alat-alat yang terbuat dari kayu dan bahan lain tersebut tidak meninggalkan bekas sama sekali, hanya peralatan dari batu dan tulang saja yang dapat ditemukan. Hal ini disebabkan karena bahan-bahan tersebut tidak tahan lama. Dalam zaman ini alat-alat yang dihasilkan masih sangat kasar (sederhana) karena hanya sekadar memenuhi kebutuhan hidup saja. tetapi batu (terutama flint) dibentuk untuk dimanfaatkan sebagai alat memotong dan senjata. Zaman batu ini dibagi menjadi 4 masa yaitu paleolitikum, mesolitikum, Neolitikum, dan megalitikum, namun ada juga anggapan bahwa masa Neolitikum dan Megalitikum sebenarnya berada pada waktu yang sama.
A. Zaman Paleolitikum
atau yang biasa disebut zaman batu tua merupakan zaman tertua diman alat alat yang digunakan sangat sederhana, bahkan batuan yang disebut dengan alat, masih mirip dengan batu biasa. pada zaman ini, kehidupan manusia masih hidup dnegan cara berpindah\-pindah atau yang biasa disebut nomaden, pada zaman ini, manusia hanya bisa berburu dan belum dapat bercocok tanam yang dikenal dengan istilah (foof gathering). ditemukan pula berbagai peralatan manusia yang diperkirakan berasal dari masa ini, diantaranya :
1. kapak genggam (chopper)
kapak ini digunakan dengan cara digenggam, dibuat dengan cara memangkas salah satu sis batu hingga tajam kapak ini biasa digunakan untuk menggali umbi, memotong dan menguliti binatang. bagi orang awam, sekilas kapak ini terlihat seperti batu biasa
2.Alat Serpih (flakes)
alat ini pertama kali ditemukan oleh Von Koeningswald di desa ngebung, Sragen, jawa tengah. alat ini biasanya ditemukan bersamaan dengan kapak perimbas, dan perlatan batu lainnya. Alat ini terbuat dari batu Chalcedon yang digunakan untuk mengupas makanan, berburu, menagkap ikan, mengumpulkan ubi dan buah.
3.Kapak Perimbas
kapak ini digunakan untuk merimbas kayu, memahat tulang sebagai senjata alat ini paling banyak ditemukan didesa pacitan
B. Zaman Mesolitikum
Kebudayaan ini sering pula disebut dengan kebudayaan batu madya atau batu tengah. Pada masa ini manusia hidup dengan cara tifak tetap atau biasa disebut juga dengan semi sedenter. Pada masa ini manusia tinggal di gua-gua payung (abris sous roche) yang biasanya terletak dipinggir pantai yang terdapat sumber makanan seperti ikan, kerang dan siput yang meninggalkan sisa sia berupa sampah dapur (Kjokkenmoddinger). Pada masa ini dikenal pula pembagian kerja yaitu dimana laki-laki bekerja mencari makan, sedangkan perempuan menjaga api, anak, dan memasakkan makanan. Budaya melukis di dinding gua muncul di masa ini mereka menggunakan cat sederhana dari tumbuhan dan darah hewan yang dapat mereka temui. Masa ini juga dipengaruhi dengan kuat oleh budaya bacson-Hoa binh. Dan pada masa ini, manusia telah mengenal api yang digunakan untuk memasak makanan. Terdapat pula peninggalan masa ini berupa peralatan yang sudah lebih halus dari peralatan pada masa Paleolitikum, diantaranya :
1. Alat Serpih Bilah(flakes)
Alat ini digunakan untuk berbagai macam keperluan, Tradisi ini berlangsung di gua-gua sulawesi selatan dan Nusa tenggara timur
2. Alat tulang (pebble)
Alat ini banyak ditemukan didaerah jawa timur, alat ini berbentuk sudip tulang dan semacam belati dari tanduk
2. Kapak genggam Sumatera (Sumateralith)
Tradisi ini berasal dari Asia tenggara, ditemukan di daerah pantai Sumatera utara dan ada pula yang dijawa
3. mata panah batu
4. lesung batu
5. perhiasan dari kulit kerang
B. Zaman Neolithikum di Indonesia
Zaman neolithikum atau yang biasa disebut juga zaman batu muda, zaman ini bermula sejak 1500 SM hingga 300 SM. Mayoritas ras manusia yang hidup pada zaman ini adalah ras bangsa melayu Austronesia dari ras mongoloid ke nusantara yang lazim disebut bangsa Protomelayu atau Melayu tua yang berasal dari Yunan wilayah cina bagian selatan.
Pada zaman ini terjadi revolusi cara hidup manusia yang pada awalnya masih berburu (food gathering) dan berpindah-pindah (nomaden) menjadi bercocok tanam (food producing) dan menetap ( sedenter). Dikarenakan pada saat bercocok tanam memiliki rentnag waktu yang lama antara waktu tanam hingga waktu panen, maka masyarakat memanfaatkan waktu ini untuk berkarya meningkatkan hasil budayanya dianataranya membuat pakaian dan perhiasan. Pakaian pada zaman neolithikum juga masih sangat sederhana, terbuat dari kulit kayu dan kulit binatang, fakta bahwa masyarakat zaman neolithikum telah menggunakan pakaian dibuktikan dengan penemuan alat pemukul kayu, pakaian dari kulit kayu menggunakan perhiasan dari batuan yang indah, seperti pada gambar berikutZaman Neolithikum di Indonesia Zaman neolithikum atau yang biasa disebut juga zaman batu muda, zaman ini bermula sejak 1500 SM hingga 300 SM. Mayoritas ras manusia yang hidup pada zaman ini adalah ras bangsa melayu Austronesia dari ras mongoloid ke nusantara yang lazim disebut bangsa Protomelayu atau Melayu tua yang berasal dari Yunan wilayah cina bagian selatan. Pada zaman ini terjadi revolusi cara hidup manusia yang pada awalnya masih berburu (food gathering) dan berpindah-pindah (nomaden) menjadi bercocok tanam (food producing) dan menetap ( sedenter). Dikarenakan pada saat bercocok tanam memiliki rentnag waktu yang lama antara waktu tanam hingga waktu panen, maka masyarakat memanfaatkan waktu ini untuk berkarya meningkatkan hasil budayanya dianataranya membuat pakaian dan perhiasan. Pakaian pada zaman neolithikum juga masih sangat sederhana, terbuat dari kulit kayu dan kulit binatang, fakta bahwa masyarakat zaman neolithikum telah menggunakan pakaian dibuktikan dengan penemuan alat pemukul kayu, pakaian dari kulit kayu menggunakan perhiasan dari batuan yang indah, seperti pada gambar berikut
Pada zaman ini mereka mulai mengembangkan perekonomian mereka dengan mengenal sistem barter, Sistem barter merupakan langkah awal bagi munculnya sistem perekonomian dalam masyarakat.selain itu, pada masa ini kepercayaan masyarakat semakin bertambah, bahkan masyarakat juga mempunyai konsep tentang apa yang terjadi dengan seseorang yang telah meninggal yaitu penghormatan dan pemujaan kepada roh nenek moyang sebagai suatu kepercayaan yang disebut dengan Animisme. Serta kepercayaan bahwa benda-benda disekitar kita memiliki jiwa atau kekuatan yang disebut dengan Dinamisme.
pada zamn ini peralatan yang dugunkan pun lebih halus dari masa-masa sebelumnya dan dapat dibedakan langsung bagian yang digunakan untuk digunakan dan di genggam oleh tangan, diantaranya
1.Kapak persegi. Terbuat dari batu api/chalcedon yang banyak di temukan di Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Nusa Tenggara. sebagai lambang kebesaran, jimat, alat upacara, atau alat tukar. misalnya Beliung, Pacul dan Torah untuk mengerjakan kayu. Ditemukan diSumatera, Jawa, bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan.
2. Kapak lonjong. kapak yang penampangnya berbentuk lonjong, ujungnya agak lancip sehingga dapat dipasangi tangkai. Kapak lonjong mempunyai dua ukuran, yaitu ukuran kecil (kleinbeil) dan ukuran besar (walzenbeil). Sebagian besar wilayah temuan kapak lonjong terdapat di Papua, karenanya kebudayaan kapak lonjong sering juga di sebut dengan Neolithikum Papua. Di daerah lain di indonesia kapak lonjong juga di temukan di Sulawesi, Sangihe Talaud, Flores, Maluku, dan Kepulauan Tanimbar.
3.Mata Panah. Bentuk mata panah yang diketemukan di wilayah Jawa Timur umumnya memiliki bentuk segitiga bersayap dan agak cekung. Akan tetapi diketemukan juga mata panah yang cembung atau terkadang rata tidak memiliki sayap. Ukuran panjang dari mata panah yang diketemukan berkisar antara 3-6 cm, dengan lebar mencapai 2-3 cm. Rata-rata, mata panah itu memiliki ketebalan kurang lebih1 cm. Bahan yang digunakan untuk membuat mata panah salah satunya adalah batuan gamping. Mata panah yang ditemukan di Sulawesi Selatan kebanyakan terbuat dari batu Kalsedon kuarsa dan umumnya memiliki ukuran lebih kecil jika dibanding dengan temuan di wilayah Jawa Timur. Penyiapan bentuk juga sepertinya sengaja tidak dikerjakan pada seluruh bagian permukaan tetapi hanya berfokus pada bagian tajamannya dengan memperbanyak pahatan bergerigi.
4. Gerabah. Gerabah dari tanah liat, ditemukan di pantai selatan Pulau Jawa (antara Yogyakarta-Pacitan), Kaliumpang (Sulawesi), Melolo (Sumba). Berfungsi sebagai wadah untuk keperluan sehari-hari
5.Tembikar (Periuk belanga). Bekas-bekas yang pertama ditemukan tentang adanya barang-barang tembikar atau periuk belanga terdapat di lapisan teratas dari bukit-bukit kerang di Sumatra, tetapi yang ditemukan hanya berupa pecahan-pecahan yang sangat kecil. Walaupun bentuknya hanya berupa pecahan-pecahan kecil tetapi sudah dihiasi gambar-gambar. Di Melolo, Sumba banyak ditemukan periuk belanga yang ternyata berisi tulang belulang manusia.
D. Megalitikum
Kebudayaan ini sering disebut dengan Kebudayaan batu besar, disebut demikian karena peninggalan dari zaman ini berukuran sangat besar dibanding peniggalan lainnya. Peninggalan yang ditemukan, kebanyakan adalah Kuburan dan Tempat Pemujaan, sehingga terdapat dugaan bahwa sebenarnya Megalitikum sezaman dengan Neolitikum. Pada masa ini, manusia telah tinggal menetap, ditandai dengan peninggalan tadi, yang menguatkan pendapat tadi. Peninggalan pada zaman ini diantaranya:
1. Sarkofagus
Adalah semacam peti mati yang terbuat dari batu besar yang dilubangi tengahnya, jenazah manusia yang sudah meninggal diposisikan sedang memgang lutut, dan dalam sarkofagus ini juga terdapa berbagai bekal kubur
2. Dolmen
Adalah semajam meja yang terbuat dari batu, biasanya tingginya sekitar 2-5 meter. Peninggalan ini digunakan untuk menaruh sesajen bagi para roh dan nenek moyang mereka
3. Menhir
Adalah batu tegak atau batu berdiri yang digunakan sebagai media pemujaan terhadap roh nenek moyang yang mereka sembah.
4. Kubur Batu
Adalah semcam kuburan dimana mayat diletakkan di tanah, tanpa ditutupi, namun dikelilingi oleh batu dan ditutup oleh batu
5. Waruga
Adalah semacam sarkofagus yang dapat dijumpai di toraja
6. Punden berundak
Adalah semacam tempat yang memiliki tingkat, yang digunakan untuk tempat pemujaan.
Patung Nenek Moyangdan yang saat ini menjadi perbincangan tentang megaitik ada lah situs Gunung kapur dengan ditemukannya semen purba untuk perekat batu dan dari pola, arsitektur serta bahan penyusun bangunan dan benda yang ditemukan, ilmuwan memperkirakan bahwa kebudayaan ini lebih tua dari kebudayaan yang dianggap sebagai awal mula peradaban, yaitu Mesopotami, dan ditemukannya situs ini, ada pula anggapan bahwa Manusia sebenarnya berasal dari jawa yang berarti, kemungkina situs ini menjadi penguat teori Out of Nusantara
•http://www.sridianti.com/zaman-neolitikum-ciri-peninggalan-kebudayaan.html
•http://www.slideshare.net/Asativasativum/neolithikum
•Sumber : http://www.sejarah-negara.com/2014/09/kehidupan-sosial-budaya-dan-kepercayaan.html
•Google.com
•sejarah kelas 10 kelompok peminatan , Erlangga.Ratna Hapsari,M. Adil
Comments